LIKE CHILDREN LIKE PARENT

Ketika berlibur ke jogya kemaren,ponakan saya asyik banget berkutat dengan soal-soal matematika,dia baru kelas 1 SMP,tapi kemampuan akademis-nya luar biasa,lulus SD ujian nasional matematika dapat 10,lainnya 9,so doi sekarang bisa sekolah di salah satu SMP favorit di yogyakarta,dan hebatnya lagi masuk kelas internasional(kelas khusus).Hobinya baca buku,dan sudah bisa buat novel sendiri lho,pernah baca sekilas dan saya takjub dengan kemampuannya,harapan-nya dia pengen bisa nerbitin novel karangannya,favorit-nya adalah jalan-jalan ke toko buku (o..pantes..).

Kok bisa ya orang tua-nya mencetak bibit unggul seperti ini,pepatah like son like father memang ada benernya atau lebih tepatnya like child like parents kali ya.Mba ipar saya bilang dari kecil memang anak-anaknya tidak di biasakan wisata ke mall,kalau mau wisata ya wisata ke alam sekalian misal pantai atau pegunungan,dan katanya kalau nyari baju atau sepatu jarang nyari di mall,pusing katanya,mending nyari di toko-toko di pinggir jalan yang sudah jelas pilihannya dan tidak “wasting time”.Karena ayah-nya hobi baca maka acara keluarga sering dihabiskan di toko buku,seperti waktu kita jalan ke gramedia Si bungsu (usianya sama dengan Ayu) kekeh mau bayar sendiri buku yang dibelinya (soalnya baru dapat THR),padahal 2 buku harganya ratusan ribu,wah kalau anak saya banyak uang pikirannya beli mainan,baju,es krim.

Ternyata anak hebat tidak tercetak begitu saja ya,ada peran orang tua di situ,anak salah satu dokter langganan saya,kelas 1 SMP sebelum adzan subuh sudah di masjid berdzikir (Ayahnya ketinggalan),10 hari terakhir di bulan puasa I’tikaf di masjid,dan si Ucok ini stres karena jadi idola di sekolah-nya,selain sholeh,ganteng,pinter pula (jadi idola kok stress..).PR untuk saya,karena kalau melihat kemampuan dan kedisiplinan ibu-ibu hebat ini saya jauh tertinggal,begitu sering saya mengeluh karena bosan dengan rutinitas ibu rumah tangga,tetapi mereka mereka ini para wanita karir yang tetap bisa hebat sebagai ibu.Congratulation for them.